~ It's simple. Just say what you want (Don't say what you don't want)... ~

Saturday, September 11, 2010

Tidak mentolerir Ketidak-sengajaan





Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, diinginkan atau tidak, entah sejak kapan, kita sebetulnya telah melangkah menuju apa adanya kita saat ini. Tak sadar, tak sengaja, tanpa diinginkan, tidak mengurungkan semua ini.

Kalau tanpa saya sadari saya melangkah ngawur, secara salah, dengan tanpa tujuan yang jelas dan pasti sehingga sekarang ini kehidupan saya acak-acakan misalnya, hal pertama yang mesti saya sadari semestinya adalah: ‘Kesinilah saya diantar kalau saya berjalan seperti yang sudah-sudah itu’.

Saya mesti menerima kenyataan ini. Ketika saya —tanpa sengaja— telah menekan tombol huruf ‘r’ di keyboard ini, padahal yang sebetulnya saya maksud adalah menekan tombol huruf ‘e’, maka pantaskah saya menyalahkan keyboard ini atas ketidak-cermatan saya? Kendati maksud saya memunculkan huruf ‘e’, ketidak-cermatan saya tetap saja menghasilkan salah-ketik bukan? Dan atas hal itu, bisakah saya mempersalahkan yang lain, selain ketidak-cermatan saya itu?

Perbuatan salah tidak ditiadakan setelah ia dilakukan, melainkan dengan tidak melakukannya. Demikian pula perbuatan benar. Sayangnya, banyak hal yang baru kita sadari salah atau benarnya justru setelah ia berakibat, setelah kita diharuskan menanggung akibat atau konsekuensinya.

Kita tak akan pernah menerima akibat yang tak kita ciptakan sendiri penyebabnya. Oleh karenanyalah dikatakan bahwa ‘apa adanya kita ini adalah perwujudan dari karma atau perbuatan sendiri’ —apakah itu disadari atau tidak, apakah disengaja atau tidak. Semua telah menjadikan kita seperti apa danya kita sekarang ini.

1 comment:

  1. salam sahabat
    sangat setuju sekalai dengan artikel ini khususnya pada paragraf terakhir dimana terdapat makna yang luar biasa thanxs ya

    ReplyDelete