~ It's simple. Just say what you want (Don't say what you don't want)... ~

Sunday, September 5, 2010

"Pertemuan iblis dan Musa di lembah sinai"

"Pertemuan iblis dan Musa di lembah sinai"

Nabi Musa bertemu dengan iblis di lereng sinai, dan berkata kepadanya: "Wahai iblis, apa yg menghalangimu untuk bersujud?"

Iblis balik berkata: "yang mencegahku untuk berbuat demikian adalah keyakinanku terhadap sang Kekasih yg tiada pembandingnya. Dan andaikan aku bersujud, aku akan menjadi seperti dirimu.

Bukankah kau, ketika sekali diseru untuk 'memandang lembah' maka kau langsung memandangnya. Berbeda denganku, meski aku diperintahkan seribu kali untuk bersujud kepada Adam, aku tetap tak mau bersujud, karena aku bersiteguh terhadap keyakinan dan pendirianku".

Nabi Musa lalu berkata: "lalu kau tinggalkan perintah?"
Iblis menjawab: "aku menganggapnya ujian buka perintah"

Nabi Musa berkata lagi: "kau abaikan tanpa merasa berdosa?, tetapi, lihatlah betapa cacat dan jeleknya wajahmu."
Iblis membalas: "OH, Musa,wajahku ini adalah satu ilusi dari penampakan, wajah spiritualku berdasarkan pada Esensi yg tak berubah. Pengetahuan illahi ini akan tetap benar, bahka seperti pada permulaannya, dan tak akan pernah berubah meski individu yg menerimanya berubah."

Nabi Musa berkata: "kini ingaykah kau padaNya?"
"Oh, Musa, sebuah pikiran yg suci tak pernah butuh ingatan -- tetapi bila aku mengingatnya, maka Dia mengingatku. IngatanNya adalah ingatanku, dan ingatanku adalah ingatanNya.
Proses itu sama halnya dengan mengingat diri sendiri: ketika angkau mengingat dirimu apakah engkau terbelah menjadi 2? -- tentu saja tidak, keterbelahan itu adalh ilusi, sebab sesungguhnya diri yg mengingat dan diingat adalah tunggal, tak pernah terbelah atau berpisah.
Pengabdianku yg lebih tulus membuat perjalanaku menjadi amat menyenangkan dan ingatanku menjadi lebih cemerlang. Aku selalu bersyukur atas pengabdianku kepadaNya, dan kini aku engabdi kepadaNya demi zatNya semata."

"Diriku tidak rakus dan tamak kepada apapun selainNya.
Kuakui, aku tak takut kehilangan diriNYA.
Dia memang telah membuatku terkucil, tapi ini sungguh membuatku gembira, bingung, sekaligus resah. Ia mengusirku --jauh sekali-- dari yg lain, justru karena kecemburuanNya padaku. Dia mengusirku karena Dia mengagumiku, Dia mengagumiku, dan karenanya Dia menghukumku.

Dia menghukumku karena akulah seorang hamba yg telah memasuki 'Tempat-Terlarang' dan mengetahui perbendaharaan Rahasia-Rahasianya. Dia perlihatkan segala kekurangan dan keburukanku, agar aku tak lagi terikat pada pada keburukanku, Ia membebaskan aku dari penyatuan suci, dan membuatku bersatu kembali kepadaNya dengan memutus seluruh tali keterikatanku kepada selainNYA."

"Sungguh demi KebenaranNya, aku tak bersalah dihadapanNya. Walau aku tak sanggup menolak takdirNya. Aku memang tak terlalu perduli dengan hancur luluhnya wajahku ini. Aku hanya ingin menjaga keseimbanganku menghadapi keadaan ini. Bahkan, bila Dia berkehendak menghukumku dengan api keabadianNya, aku tak akan pernah bersedia bersujud di hadapan siapapun.

"Aku tak dapat merendahkan diri di kaki siapapun, karena diriku tak mengenal lawan atau sekutu bagiNya! Pendirianku adalah salam Tkzim atasNya, aku hanyalah seorang yg tulus dalam MencintaiNya."

No comments:

Post a Comment