~ It's simple. Just say what you want (Don't say what you don't want)... ~

Saturday, September 18, 2010

Ambisi menggerakkan Dunia





Ketika seseorang mengagumi sesuatu atau seseorang, ia biasanya tak berhenti hanya sebatas kekagumannya itu saja. Kekagumannya itu umumnya diikuti juga dengan keinginan untuk memiliki atau menjadi seperti yang dikaguminya itu. Bedanya cuma, ada yang menyadari ketidak-mampuannya untuk memilikinya atau menjadi seperti itu, dan ada yang tidak menyadari. Di antara yang menyadari, ada yang berusaha sekuat daya untuk meningkatkan kemampuannya, dan ada yang mengurungkan niatnya untuk memiliki atau menjadi. Cuma itu bedanya.

Seperti juga objek kekaguman orang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, kuatnya dorongan keinginan untuk memiliki atau menjadi yang dikagumipun berbeda-beda. Dorongan ini bersifat naluriah. Akan tetapi, kenapa kita secara spesifik mengagumi sesuatu atau seseorang, dan tidak yang lainnya? Dan, kenapa objek kekaguman kita itu bisa berubah-ubah? Kenapa sesuatu atau seseorang yang tadinya kita kagumi, sekarang tidak lagi? Atau bahkan kita benci misalnya?

Kita umumnya mengagumi sesuatu yang tidak atau belum kita miliki —apakah itu berupa kecantikan jasmaniah, keakhlian, kepintaran, atau bentuk-bentuk keistimewaan lainnya, yang tidak kita kuasai bukan? Dan selekas sesuatu menjadi milik kita, kekagumanpun berangsur-angsur surut. Ia tidak lagi mengagumkan seperti sebelumnya; ia, cepat atau lambat menjadi biasa-biasa saja, atau bahkan membosankan. Yang cukup jelas bagi kita adalah, kekaguman sangat erat kaitannya dengan ingin memiliki dan ingin menjadi.

Yang miskin ingin menjadi kaya, yang kaya ingin menjadi lebih kaya lagi; yang bodoh ingin menjadi pintar, yang pintar ingin menjadi lebih pintar lagi; demikian seterusnya. Ingin menjadi, ingin lebih dari sebelumnya dan ingin lebih dari yang lainnya; inilah penyebabnya bukan? Disadari atau tidak, nyaris semua dari yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan, digerakkan oleh keinginan-keinginan. Keinginan yang kuat untuk menjadi sesuatu atau seseorang, kita kenal dengan istilah ambisi.

Ambisi inilah yang menggerakkan dunia. Tanpa ambisi, kita merasa bak benda-mati. Yang ambisius, merasa benar-benar hidup, menemukan gairah-hidupnya di dalam mengejar ambisi-ambisinya, di dalam mewujudkan angan-angan atau cita-citanya. Akibatnya, alih-alih menjadi apa yang diinginkannya, boleh jadi mereka malah menjadi budak ambisi seumur-hidup dan mati sebagai seorang ambisius.







Ambisi merupakan salahsatu wujud 'kekuatan'...daya...energi...api.... Kita mesti sangat2 arif menanganinya. Kearifan inilah yang kita butuhkan. Tanpanya...tak ada pemadam apapun yang akan mampu mengurungkannya untuk membakar hangus.
~Mungkin ambisi pertama yang sebaiknya dikejar adalah kearifan~

No comments:

Post a Comment