~ It's simple. Just say what you want (Don't say what you don't want)... ~

Thursday, September 9, 2010

Hakikat Insan Kamil ( vers. siti jenar )

Manusia paripurna adalah manifestasi Tuhan di dunia yang memiliki kewajiban utama mengagungkan dan memuliakan Sang Pencipta, karena inilah ia diberikan ha-hak istimewa oleh Tuhan. Untuk menjadi manusia paripurna harus melampaui kedudukan kalian sebagai manusia ( an-nas ) terlebih dahulu, bukan hanya manusia berkesadaran hewan yang memangsa dan dimangsa. Jika sebagai seorang al mu’min ( beriman ) terlampaui maka kalian harus melampaui kedudukan manusia bertaqwa ( al muttaqin ) samapai seterusnya. Hidup adalah kehendak untuk membuktikan bahwa dirinya ada dan inilah yang mesti disadari oleh kita sebagai manusia, untuk menyadarinya ujilah dirimu ;
Pertama, sadarilah bahwa dirimu merupakan manusia yang terbuat dari tanah lempung yang disemayami ruh Ilahi. Kedua, sadarilah bahwa keberadaan manusia yang lain adalah sama dengan dirimu sehingga tidak usah merasa lebih tinggi atau rendah. Ketiga, sadarilah bahwa yang paling tinggi derajatnya diantara insan adalah mereka yang sudah mencapai pencerahan dengan menyaksikan Hakikat yang Ilahi yang tersembunyi didalam dirinya.

Pupuh 2 sebagai berikut :
Manusia hakiki (sejati ) adalah, wujud hak, kemandirian dan kodrat
Berdiri dengan sendirinya, Sukma menjelma sebagai hamba
Hamba menjelma pada Sukma, nafas sirna menuju ketiadaan
Kehampaannya meliputi alam semesta

Sifat 20
1. Nafsiyah : Wujud – sifat yg berkaitan dengan Diri atau Dzat
2. Salbiyah : Qidam, Baqa, Mukhalafah, li al hawadits, Qiyamuhu bi nafsihi, wahdaniyah
3. Ma’ani : Qudrat, Iradat, Ilm, Hayat, Sama’, Bashar, Kalam
4. Ma’nawiyah : Qadiran, Muridan, Aliman, Hayyan, Sami’an, Bashiran, Mutakalliman

Sifat Rasul

1. Shiddiq : jujur
2. Fathanah : cerdas, cermat dan seksama
3. Amanah : dapat dipercaya
4. Tablig : orang yang menyembunyikan yang bukan haknya dan menyampaikan pada yang berhak menerimanya

Fardhunya syahadat

1. Tashdiq : meneguhkan hati kepada Dzat Allah, mengetahui bahwa segala sesuatu adalah ciptaanNya, dan Nabi Muhammad adalah diutus oleh Dia untuk member keteladanan akhlak yang mulia
2. Ta’zhim : Dilakukan dengan mengagungkan asma Allah
3. Hurmat : adalah menhormati kesucian Tuhan dalam kehidupan ini
4. Hilawah : adalah menghiasi diri dengan sifat2 terpuji

Tapa sebagai perwujudan syariat :

1. Tapa Ngeli : menghanyutkan diri …berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan agar bisa hidup sesuai dengan kehendak Tuhan “ darma nglakoni “
2. Tapa Geniara : tidak boleh merasakan sakit hati, bila dibicarakan orang lain, untuk mlatih kalem, teguh rahayu
3. Tapa Banyuara : harus mampu menyaring omongan dan tutur kata
4. Tapa Ngluwat : tidak boleh membanggakan kebaikan diri, tidak memamerkan kebajikan diri, dan sepi pamrih

Kitab Semesta

1. Loh mahfuzh ( papan tulis yg terjaga ): kitab yg memuat hukum yang menerangkan kejadian di alam semesta ini seperti heriditas ( pewarisan sifat ), kebangkitan, dan semua hokum material dan immaterial kosmos
2. Kitab Mubin : yang merekam fenomena alam yg ada secara actual seperti dalam surat Yunus 10:61
3. Imam mubin : adalah kitab arsip bagi apa yg telah dilakukan atau masih tersimpan dalam pikiran manusia, dan tersimpan petunjuk bagi kemajuan lahir dan batin manusia

Ihsan

Itulah yang disebut Sang Hyang Widhi olehnya
Dia berbuat baik dan mengabdi atas kehendakNya
Dihapuslah tekad lahiriahnya
Tingkah laku dan pendapat yang dilahirkan tiada berbeda
Berketetapan hati tuk berkiblat dan setia
Teguh dalam pendiriannya

Segala kotoran yang melekati dibersihkannya
Sampai ajal tak akanmenyembah budi dan cipta
Dirinya bersifat Muhammad yang mulia
Sifat rasul yang sejatinya
Sifat Muhammad yang kudus dan mulia
Tiada yang dijadikan pimpinan dalam hidup ini
Kecuali budi yang dipimpin Dzat Wajibul Maulana

Ihsan adalah wujud dari rukun iman dan islam, yaitu pengabdian kepada Allah sepenuh hati seolah2 kau melihatNya, dan meskipun engkau tidak melihatNya, Dia melihat engkau .

Hiasi dirimu dengan warna Ilahi
Hormati cinta dan tegakkan
Tabiat muslim penuh cinta kasih
Yang tak punya cinta jadi kafir
Segala gerak hidupnya tergantung pada Allah semata
Segala kehendaknya, iradah Ilahi
Mari tinggalkan kata
Cari hakikat ruhaninya
Tuangkan cahaya Ilahi atas gulita amalmu

Raja kita teramat miskin dari semua orang
Karena kemiskinan sang raja rakyat menderita
Dia perampok bukan seorang kalifah
Ketololannya menipu diri sendiri
Atas nama kerajaan disebarkan wabah petaka
Lapar seorang pengemis Cuma memusnahkan diri sendiri
Laparnya raja membinasakan negeri dan agama
Maka : Siapapun menhunus pedang tidak demi Tuhan
Pedang itu menusuk ke dadanya sendiri

Iqbal

Barang siapa yang mendatangi orang yang kaya dan bersikap tawaduk, merendahkan diri kepadanya karena hartanya, maka ia telah kehilangan duapertiga agamanya

Ali bin Abi thalib

Sifat Nafsiah adalah sifat yg berkaitan dengan “Diri” atau Dzat, yang mengatributkan pada adanya Tuhan, Tuhan wajib ada, pasti ada dan mustahil bila tidak ada

Sifat Salbiyah adalah sifat yang meniadakan sifat lawannya, artinya bila Tuhan yang disebut yang paling dahulu keberadaanya maka tidak ada lagi yang mendahuluinya dan ini disebut juga sebagai Jamal. Qidam mempunyai arti yang ada yang tidak didahului oleh keberadaan sebelumnya, Baqa’ mempunyai arti sebagai sifat yang tak pernah berakhir, Mukhalafah artinya berbeda dengan barang baru, iniah sifat unik, semua yang terindera disebut barang baru dan berbeda dengan ruh yang ditiupkan oleh Dia, sedangkan ruh sendiri mempunyai tingkatan yaitu; ruh khayali, aqli, fikri, kudus.
Ruh indrawi ( madariki )ada pada setiap makhluk hidup dan merupakan cikal bakal kehidupan dan menyebabkan ciptaan bisa hidup.
Ruh Khayali berfungsi untuk menyimpan kesan atau memori, disinilah seorang bayi bisa mengenali apa-apa yang terserap oleh inderanya walaupun untuk tahap memaknainya missal untuk memahami apa sebenarnya yang pahit dan manis itu.
Ruh Aqli merupakan ruh yang mampu memahami makna-makna diluar indera dan khayal, bisa memahami sesuatu yang abstrak dan merupakan essensi manusia yang tidak ditiupkan pada binatang. Ruh inilah yang dapat memahami sesuatu yang berupa tamsil, ibarat, perumpamaan dan metafora lainnya dan agama merupakan santapan bagi ruh ini.
Ruh Fikri adalah ruh yang mampu mengakomodasikan pengetahuan rasional murni, kemudian menggabungkan pengetahuan tersebut menjadi satu, dari penggabungan itu didapatlah kesimpulan sehingga dihasilaknlah pengetahuan baru yang berharga bagi manusia.
Ruh Kudus adalah ruh yang ditiupkan pada para nabi, wali, dan orang-orang suci dan dengan ruh ini sesorang dapt menyaksikan hal-hal gaib, hokum alam dan ini merupakan tambahan agar manusia dapat memperoleh petunjuk dalam hidupnya

Dan Syekh Siti Jenar merincinya sebagai berikut;
Diri manusia di bagi menjadi 3 lapisan, yaitu lapisan jasmani atau jasad, lapisan nafsani atau jiwa, dan lapisan ruhani atau sukma. Dan masing-masing instrument dapat menangkap kebenaran pada dimensinya.
Lapisan jasmani berfungsi untuk menerima semua kesan inderawi, dan tidak bisa memaknainya dan tidak bisa digunakan untuk memahami apa dibalik itu, dan kemampuannya terbatas pada umur tertentu, dan berhenti pada saat manusia mati dan tentu saja tidak dapat dipakai sebagai pedoman.
Lapisan Nafsani merupakan pembeda antara manusia dan binatang, dengan instrumennya ini manusia dapat memiliki kesadaran sebagai manusia, mampu berangan-angan dan berpikir, dengan berpikir manusia dapat memilah dan memilih, menimbang, mengetahui antara fakta dan realita dan ekspresi lainnya. Namun instrument ini yang namanya akal, budi dan pikiran dapat mengembara ke dunia imajiner atau khayali yang tidak berpijak pada kebenaran, maka dari itu ini harus disinari ruh alias sukma; “Sukma menjelma sebagai hamba, hamba menjelma pada sukma, nafas sirna menuju ketiadaan, badan kembali sebagai tanah “, dan ruh inilah yang disebut mursyid sebagai penunjuk jalan. Qiyamun bi Nafsihi artinya bangkit dengan Dzat pribadinya sendiri.

Manusia yang hakiki, adalah wujud hak, kemandirian dan kodrat
Berdiri dengan sendirinya
Adanya kehidupan ini karena pribadi
Ditetapkan oleh pribadi
Ditetapkan oleh kehendak nyata
Hidup tanpa sukma
Tiada merasakan sakit atau lelah
Suka dukapun musnah
Berdiri sendiri menurut karsanya
Hidup sesuai kehendaknya

Wahdaniyyah artinya satu, esa atau tunggal, inilah sifat keenam Tuhan yang merupakan sifat manusia sempurna, dualitas yang hilang pada sifat ini, dan ini merupakan alam ruhani yang terendah berada diatas nafsani yang diterangi gemerlapnya bintang dan kita dapat mendengarkan panggilan Tuhan semesta alam dan dialam ini senantiasa makhluk ruhani beraudensi dengan Tuhan dan setan ataupun makhluk yang berenergi negative lainnya tak akan sanggup mendengarkan pembicaraan dialam ini
Sifat Ma’ani adalah sifat yang mengandung sifat-sifat nafsiyah. Qudrat dan Iradat, Kodrat artinya kuasa dan ini dimiliki manusia dalam ssifat sederhana untuk memilih memilah, mengatur, membuat, dll, dan pencapaiannya juga berbeda2 tergantung pada kebiasaan melatih dirinya. Iradat artinya adalah sifat kehendak atau kemauan yang dimiliki manusia, dan antara kodrat dan iradat tidak dapat terpisahkan dan dengan ini manusia bisa berbuat apa saja yang dikehendaki, dan apabila tidak bisa memimpinnya maka akan menjadi perusak kehidupan, karena hanya berhenti di nafsani maka dibawah kekuasaan Ego, yang seharusnya di bawah kendali Ruh dariNya, itulah yang ada di ayat Kursi dan seperti tembang berikut ini ;

Kodrat adalah kuasa pribadi
Tiada yang mirip atau menyamai
Kuasanya tanpa peranti
Dari tanpa rupa menjadi warna warni
Lahir batin satu sebab sawiji

Iradat berarti
Karsa tanpa runding
Hidupberdiri sendiri
Menurut karsanya
Sesuai kehendakNya

No comments:

Post a Comment