~ It's simple. Just say what you want (Don't say what you don't want)... ~

Thursday, September 9, 2010

Mawas-diri dan Kesadaran-diri

“Flash-disk” yang saya gunakan adalah “flash-disk” kecil; mungkin yang paling kecil di antara yang sekarang beredar di pasar, hanya berkapasitas 250 Mb. Beberapa bulan yang lalu, ketika ia diserang virus, kapasitasnya jadi menurun drastis di bawah itu. Tapi belakangan ini, ketika ia dalam keadaan sehat dan telah didefragmentasi, ia bukan saja pulih, namun kapasitasnya malah menjadi lebih dari 250 Mb.

Batinpun demikian; ketika ia dalam kondisi keruh, kotor, penuh noda dan secara keseluruhan sakit, kapasitasnya bisa menurun drastis. Kapasitas-terpasangnya bisa jauh di bawah kapasitas-rencananya. Namun sebaliknya, ketika ia sehat, dalam kondisi prima, kapasitas bisa tak terbayangkan besarnya. Ia bisa seolah-olah melampaui kondisi kodratinya.

Tapi umumnya kebanyakan dari kita tidak menyadari kalau sebetulnya batin ini sedang sakit, malah merasa dan menyangkanya sehat-walafiat. Inilah yang menyebabkan si batin tak kunjung sehat, tak kunjung terobati. Padahal, tak jarang kalau sekedar menyadari saja sudah berarti mengobati —setidak-tidaknya kita segera tahu kalau ia ada dalam keadaan sakit sehingga bisa segera mengambil tindakan yang dianggap perlu. Inilah mawas-diri.

Namun, tak seorang bisa bermawas-diri kalau ia senantiasa mengarahkan perhatiannya ke luar, senantiasa memburu objek-objek indriawi, tiada henti-hentinya memikirkan ini dan itu, merancang masa-depan keluarga kecil maupun keluarga besarnya, merisaukan perkembangan situasi politik dan kondisi perekonomian yang terus-menerus merosot, yang tiada henti-hentinya memburu kesejahteraan hidup melalui penimbunan harta-benda dan bentuk-bentuk materi lainnya, mengejar popularitas atau ketenaran, kemasyuran atau yang sejenisnya, sehingga selalu gelisah. Mawas-diri hanya dimungkinkan kalau Anda punya derajat ketenteraman batin tertentu, kalau Anda tenang —sedangkan kita tahu kalau tiada ketenangan di dalam hiruk-pikuk kehidupan duniawi. Makanya, hanya yang menyadari seluruh fakta ini sajalah yang mungkin bermawas-diri, yang mungkin menjaga kesehatan batinnya sendiri.

Mereka yang rajin bermawas-diri akan segera bisa mendeteksi kalau terjadi ketidak-beresan pada tataran mental dan batiniahnya. Oleh karenanya punya peluang sangat besar untuk menjaga batinnya tetap sehat. Batin yang sedang bermawas-diri adalah batin yang ada dalam status meditatif. Ia dalam status “éling lan waspada”.

1 comment: