~ It's simple. Just say what you want (Don't say what you don't want)... ~

Sunday, September 12, 2010

Jawaban Atas Doa


Tentu kita semua pernah berdoa, bukan?
Hmm, masih ingat doa – doa apa saja yang kalian ucapkan selama ini?
kebanyakan kalian berdoa untuk diri sendiri atau orang lain?
Dan terakhir berapa banyak doa kalian yang telah diwujudkan Tuhan?
Hmm, pertanyaan seputar itu selalu ada di dalam benak, sebenarnya berefek besarkah doa itu? Itu bisa jadi renungan buat kiata semua.

Ini cerita yang menarik seputar doa. Meskipun lingkungan cerita ini merupakan lingkungan orang Kristen namun tidak tertutup bagi penganut agama lain membacanya sebab cerita ini bersifat universal yang membahas mengenai doa.

Suatu ketika ada konseling antara pendeta di gereja saya dengan salah satu jemaatnya.
emaat tersebut mengeluh terhadap pendeta itu dan sedang mengalami kekecewaan dalam hidupnya. Jemaat itu berkata “Pak pendeta, saya gagal dapat promosi gara – gara bapak tidak mau mendoakan saya”.

Pendeta tersebut berkata “Apa yang saya pernah katakan mengenai hal ini?”

Jemaat itu berkata “Bapak bilang saya harus berdoa kepada Tuhan secara pribadi untuk hal ini”.

Pendeta bertanya “Apakah anda sudah melakukannya?”

Jemaat itu berkata “Tidak lagi sebab saya rasa percuma saya berdoa, Tuhan tidak pernah mendengar doa saya”

Pendeta tersebut terdiam kemudian kembali bertanya “Apakah anda yakin doa anda tidak didengar Tuhan?”

Tanpa berpikir panjang jemaat tersebut menjawab “Ya, tidak didengar”

Pendeta tersebut membalas pernyataan jemaat tersebut “Kalau begitu anda salah besar”

“Mengapa?” Tanya jemaat itu.

“Karena sama seperti saya mendengarkan anda saat ini, Tuhan juga pasti mendengarkan doa anda” jawab pendeta itu.

Jemaat tersebut terdiam kemudian menimpali “Jika doa saya didengar lantas mengapa keinginan saya tidak terwujud? Apa tangan Tuhan terasa berat ketika mencurahkan berkat-Nya kepada saya?”

Pendeta tersebut mengeleng-gelengkan kepala dan berkata “Doa anda pasti didengar tapi saya ingin bertanya lagi. Apakah anda yakin doa anda dijawab Tuhan?”

Kembali jemaat itu dengan nada agak kesal berkata “Mengapa Bapak menjawab pertanyaan saya dengan pertanyaan yang lain dan sudah pasti jawabannya tetap sama. Tidak, doa saya tidak dijawab”

Pendeta tersebut tersenyum dan menjawabnya “Kalau begitu sekali lagi anda salah besar. Sama sepeti saya bertanya dan anda menjawabnya, Tuhan juga pasti berbuat demikian. Bukankah doa sama seperti pertanyaan kita kepada Tuhan?”

Jemaat tersebut marah dan berkata “Jika Tuhan menjawabnya lantas mengapa doa saya tidak diwujudkan?! Saya tidak mengerti!”

Pendeta haya tersenyum dan berkata “Tuhan sebenarnya sudah menjawab doa anda. Apakah anda tahu bahwa ada 3 jawaban Tuhan terhadap doa yang kita ucapkan?”

Kemudian pendeta tersebut mulai menjelaskan.

Tuhan punya jawaban atas doa –doa kita

Jawaban pertama adalah “tidak!”

Tuhan menolak doa kita, Mengapa? Coba bayangkan sejenak.

Jika anda punya anak berumur 5 tahun dan suatu saat anak tersebut meminta pisau tajam sebagai hadiah ulang tahunnya dan alasannya adalah untuk menusuk temannya yang dibencinya. Apakah anda akan mengabulkannya? Tentu anda semua tahu jawaban yang pasti tentu saja “tidak!”

Sama seperti itu Tuhan berbuat demikian kepada doa kita semua, karena Tuhan tahu doa yang kita panjatkan sebenarnya tidak baik bagi diri sendiri. Kita tidak bisa membohongi Tuhan, sebab tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Tuhan tahu dengan pasti isi hati dan motivasi kita atas doa yang kita ucapkan; baik atau buruk.

Lantas jika sudah begini sikap apa yang harus diambil? Renungkan doa kita; apakah doa kita benar-benar baik atau buruk bagi kita? kemudian pikirkan motivasi kita untuk doa itu baik atau buruk? Jika sudah maka berubahlah!

Jawaban kedua adalah “tunggu dulu…”

Sikap apa yang harus kita ambil bila jawabannya seperti ini? Sikap yang terbaik adalah bersabar. Pada saat tersebut sebenarnya Tuhan hendak menjawab doa kita hanya saja Tuhan berpikir belum saatnya. Coba sekali lagi kita bayangkan.

Andaikan anda pemilik suatu perusahaannya dan anda ingin mewariskan semua asset yang anda miliki kepada keturunan anda, hanya saja pada saat itu anak anda satu-satunya adalah hanya seorang anak berumur 7 tahun. Apakah anda akan mewariskan begitu saja seluruh harta anda sehingga dia kelola secara langsung? Tentu jawabannya adalah tunggu dulu. Anda mungkin akan mempercayakan kekayaan tersebut kepada orang kepercayaan anda dan akan memberikannya kepada anak anda sampai pada umur yang dianggap sudah siap untuk menerimannya. Kita tak mungkin mempercayakan kekayaan begitu besar kepada seseorang jika dia belum siap memanajenya dengan baik.

Tuhanpun juga berbuat demikian. Terkadang Tuhan menunggu kita siap terlebih dahulu secara kepribadian, mentalitas, keimanan dan ketaatan agar keempat hal tersebut bertumbuh dan berkembang menjadi kesatuan yang kuat. Setia pada tanggung jawab yang diberikan maka kita akan diberikan tanggung jawab yang lebih besar dan ingat waktunya Tuhan berbeda dengan waktu kita, meskipun begitu pertolongan Tuhan selalu tepat pada waktunya.

Jawaban yang ketiga adalah “ya!”

Doa kita dikabulkan yang juga berarti bahwa doa kita memang sesuai dengan kehendak Tuhan dan Dia melihat kita siap menerima berkat tersebut. Maka sikap yang kita ambil adalah bersyukur. Jangan sampai jadi kacang lupa akan kulitnya. Ingat kita tanpa Tuhan bukan siapa-siapa yang berharga; sebab Tuhan berkuasa atas hidup kita, tidak ada kata kebetulan di dunia ini yang ada proses rencana Tuhan.

Kesimpulannya dalam doa kita selalu didengar dan dijawab Tuhan. Tapi doa yang baik adalah berdoa akan sesuatu hal yang Tuhan pikir baik untuk kita bukan apa yang kita pikir baik untuk kita (dengan kata lain berdoa sesuai kehendak Tuhan), apa yang kita pikirkan baik itu belum tentu baik di mata Tuhan. Kemudian bersabar dan mempersiapkan diri agar diri kita layak menerima perwujudan dari doa tersebut. Setelah itu jangan lupa untuk selalu bersyukur.

Jadi bagaimana dengan jemaat tersebut? Kira-kira jawaban apa yang telah diterimanya dari Tuhan? ?

Tapi yang terpenting biarlah cerita ini menjadi berkah tersendiri bagi siapa saja yang membacanya.

Tuhan senantiasa tersenyum menyaksikan jalan hidup kita.....





No comments:

Post a Comment