~ It's simple. Just say what you want (Don't say what you don't want)... ~

Friday, June 10, 2011

--Syari'at--Thariqah--Hakekat--Ma'rifat--

Syari'at = Syar'i = Aturan maksudnya adalah hukum-hukum yang mengikat termasuk didalamnya doktrin keagamaan, sebagai jalan awal pelaku spiritual.

Thariqah = Thariq = Jalan maksudnya adalah menjalani syari'at dengan penuh kesada...ran dan ketaatan total, bukan karena terpaksa atau dipaksa.

Hakekat = Haq = Kebenaran maksudnya seiring laku spiritual yang terus dijalani, maka kesadaran mulai terbangun, hijab-hijab mulai terbuka, dan makna sejati dari aturan-aturan syari'at yang mengikat mulai diketahui.

Ma'rifat = 'Arif = Paham maksudnya Menyadari kebenaran Sejati, Bangunnya Kesadaran Sejati, dan semua jalan sudah ditinggalkan karena Yang Menyembah dan yang DIsembah, sudah berpadu dalam keillahian.


proses...proses...

Upakara adalah istilah ajaran Hindhu Bali yang bisa disamakan dengan Syari'at. Susila adalah istilah ajaran Hindhu Bali yang bisa disamakan dengan Thariqah,

Tattwa adalah istilah ajaran Hindhu Bali yang bisa disamakan dengan Hakekat.

Diatas itu semua, jika mutiara sudah ditemukan, tak ada istilah yang tepat. Namun lazimnya dalam tassawuf disebut Ma'rifat. Tahapan dari hal yang paling dasar menuju puncak spiritualitas ini mau tidak mau harus dijalani oleh setiap manusia. Diatas puncak sana, maka lepas, lepaslah semua jalan itu dari diri yang sudah illahi.

Ummat Hindhu sudah memahami, bahwa dipuncak sana, diseberang pulau kebahagiaan sana, semua perahu harus ditinggalkan. Ummat Buddhis juga memahami, di tanah seberang yang abadi sana, maka dharma-pun harus dilepaskan. Namun sayangnya, hanya s...edikit ummat Islam dan Kristen yang memahami ini. Mau disini atau disana, perahu agama tetap saja mereka akan bawa. Inilah yang menyebabkan Syeh Siti Jenar di cap sesat manakala beliau sudah melepaskan semuanya, bahkan agama sekalipun.

Tanpa dikurung BAJU AGAMA pun orang bisa dan boleh berkomunikasi dengan Tuhan. Dan jika kita sudah BERBAJU AGAMA, pada titik akhir keimanan, kitapun mesti belajar untuk bisa membebaskan dari semua itu. Kembali TELANJANG. Barangkali kt memang butuh LABEL asketik. Tapi sayang.. mereka mencari patokan² identitas lahiriah , ingin eksistensinya diakui paling BENAR,


Nanti disuatu saat, seiring kesadaran yang meningkat, maka mereka akan tahu, siapa dan apa TUHAN itu sebenarnya...
Orang Jawa tuh kadang ungkapannya ces pleng, lho. Kita seringkali mendengar atau mengucapkannya, namun yah hanya sekedar mendengar atau mengucapkan. Dalam hal pelepasan ini, sering sekali orang tua Jawa dulu bilang " Lahir neng donya wuda o...ra nggawa apa-apa, mbesuk yen mati yo kudu mangkono." (Lahir didunia telanjang bulat tidak membawa apapun, kelak jika meninggal yah harus seperti itu juga.) Keterikatan pada istri/suami, pada anak, pada orang tua, pada kesenangan duniawi bahkan pada agama itu sendiri, suatu saat harus dikikis. Hanya satu hal yang musti menjadi fokus kita, KEBENARAN SEJATI, PENCERAHAN SEJATI, ALLAH ITU SENDIRI.

------------Point Penting---------------

Sayangnya, ummat Islam dan Kristen tidak bisa memahami kondisi PELEPASAN ini. Ibarat sakit, selamanya mereka mau memakan obat. Ibarat menyeberangi sungai, walau sudah sampai diseberang sana, perahunya masih tetap hendak dibawa dan dipegang.... Ibarat makan kacang kulit, walau sudah menemukan isinya, kulitnya hendak ditelan sekalian...Hanya sedikit dari kaum muslim dan Kristen yang memahami hal ini, termasuk Syeh Siti Jenar dan Bunda Theresa. (Banyak orang Islam kebingungan melihat figur Syeh Siti Jenar. Dikarenakan mereka tidak paham kondisi PELEPASAN ini.

No comments:

Post a Comment