Manunggaling Kawula Gusti bukan metafisik ataupun ritualistik.
Manunggaling Kawula Gusti bukan skeptik ataupun dogmatik.
Upacara dan ritual hanya sekadar perayaan yang membantu mengilhami kita, namun tidak bisa memberi kita Kebijaksanaan dan kebahagiaan sejati.
Manunggaling Kawula Gusti adalah ajaran sejati bagi semua makhluk dan dapat dipraktekkan dalam masyarakat luas, sama sekali tidak memihak dan benar-benar bersifat universal..
Adalah Guru Sejati yang mendorong kecerdasan kita untuk bertanya dan meyakini adanya potensi tertinggi dari setiap individu.
Guru Sejati tidak hanya menganjurkan untuk menghentikan semua kejahatan dan melakukan semua kebaikan, tetapi juga mengajarkan pemurnian pikiran yang merupakan akar dari segala kebaikan dan kejahatan, serta sebab dari penderitaan maupun kebahagiaan sejati.
Dari sisi intelektual dan filsafat Manunggaling Kawula Gusti tumbuh dalam kebebasan berpikir dan bertanya yang tidak ada bandingannya dengan filsafat besar dunia lainnya.
Adalah Guru Sejati begitu penuh toleransi, Guru Sejati tidak memerintah, tapi menasihati.
Manunggaling Kawula Gusti dipenuhi semangat kebebasan bertanya dan toleransi.
Manunggaling Kawula Gusti adalah ajaran tentang keterbukaan pikiran dan hati yang simpatik, yang menerangi dan menghangatkan segenap semesta dengan sinar ganda Kebijaksanaan dan Welas Asih, memancarkan sinar keramahan pada setiap makhluk dalam perjuangan mengarungi samudera kelahiran dan kematian.
Kebenaran adalah sesuatu yang terbuka bebas untuk ditemukan oleh semua makhluk. Jika kita mempelajari kehidupan kita bisa melihat bahwa segala sesuatu terbuka untuk setiap orang.
Tidak ada rahasia dalam Manunggaling Kawula Gusti.
Guru Sejati adalah guru kebenaran terbesar. Manunggaling Kawula Gusti adalah pendidikan yang sempurna tentang kita dan semesta tempat kita tinggal. Manunggaling Kawula Gusti adalah ajaran yang melampaui pengetahuan duniawi, mengenai Kebijaksanaan tertinggi menuju perwujudan kebahagiaan sejati.
Manunggaling Kawula Gusti adalah satu-satunya ajaran yang dibabarkan bagi umat manusia melalui pengalaman, pencapaian, Kebijaksanaan, dan Pencerahan. Ajaran ini berakar dari pengalaman, bukan kepercayaan yang membabi buta. Masalah manusia harus dipahami melalui pengalaman manusia dan diatasi dengan pengembangan nilai-nilai manusia yang luhur. Manusia harus menemukan pemecahan melalui pemurnian dan pengembangan pikiran manusia.
Guru Sejati adalah perwujudan segala kebajikan yang diajarkan-Nya. Ia mewujudkan seluruh ucapan-Nya dalam tindakan. Tanpa kenal lelah Ia membabarkan kebenaran dan menjadi teladan yang sempurna. Tak pernah Ia menampakkan kelemahan atau nafsu dasar manusia. Kualitas Moralitas, Kebijaksanaan, dan Welas Asih-Nya adalah yang paling sempurna sepanjang sejarah pengetahuan dunia.
Manunggaling Kawula Gusti mewakili puncak tertinggi dari pengembangan spiritual yang dicapai, mengajarkan bahwa semua orang bisa mencapai kesempurnaan sejati.
Manunggaling Kawula Gusti adalah ajaran yang menggunakan nalar dan tidak memakai unsur ketakutan untuk mendesak orang lain dalam segala cara supaya percaya. Guru Sejati mengajarkan kita untuk menjadi baik bukan karena takut akan ancaman api neraka atau karena imbalan surga.
Guru Sejati tidak menjanjikan kebahagiaan surga, imbalan, atau keselamatan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Bagi-Nya, agama bukanlah suatu tawar-menawar tapi suatu jalan hidup mulia untuk mencapai Pencerahan dan keselamatan untuk diri sendiri dan orang lain. Manunggaling Kawula Gusti tidak menginginkan pengikut-Nya untuk percaya secara membuta. Manunggaling Kawula Gusti menginginkan kita untuk berpikir dan paham oleh diri kita sendiri.
Penemuan ilmiah belakangan ini tidak pernah bertentangan dengan Guru Sejati karena metode dan ajaran Manunggaling Kawula Gusti bersifat ilmiah. Asas-asasnya dapat dipertahankan dalam keadaan apa pun tanpa mengubah gagasan-gagasan dasarnya. Ajaran Manunggaling Kawula Gusti dihargai oleh para cendekiawan, ilmuwan, pemikir hebat, ahli filsafat, kaum rasionalis, bahkan pemikir bebas, sepanjang masa.
Jangan melihat kesalahan orang lain, apa yang sudah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Sadari apa yang sudah diselesaikan atau yang belum dilakukan oleh diri sendiri. Berbicara lah selalu dengan nada yang lembut, baik, sopan dan bijaksana.